Pengertian Dan Macam-Macam Nilai
Warga mencar ilmu sekalian berikut ini kita akan mengulas sedikit perihal Nilai dan macam-macam nilai yang sanggup kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran di kelas kita akan menemukan pembahasan perihal nilai ini di beberapa mata pelajaran, khususnya mata pelajaran PPKn dan Sosiologi, juga uraian dan bahasan Nilai ini sering keluar pada soal-soal Ujian Akhir nanti. Kaprikornus warga mencar ilmu semoga menyimak dengan seksama dan sungguh-sungguh, sehingga paham betul perihal Nilai ini, sebagai berikut :
1. Pengertian Nilai
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Istilah nilai diartikan sebagai :
a. Harga dalam arti taksiran misal nilai emas,
b. Harga sesuatu contohnya uang,
c. Angka, sekor,
d. Kadar, mutu,
e. Sifat-sifat atau hal penting bagi kemanusiaan
Dari beberapa pengertian di atas, disimpulkan bahwa nilai ialah suatu yang berharga, bermutu, menandakan kualitas dan berkhasiat bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berkhasiat bagi kehidupan manusia.
Beberapa pengertian perihal nilai sanggup dijelaskan dari pendapat beberapa jago :
a. Nilai merupakan pedoman tingkah laris perihal sesuatu yang indah, efisien dan pantas dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai yang dimiliki seseorang, cita-citanya, sikap, minatnya, perasaanny, keyakinannya, kegiatannya, dan kecemasannya.
b. Nilai sekaligus sanggup berupa pilihan atau juga merupakan norma, kaidah, perintah yang dianut dalam masyarakat. Sebagai pilihan atau sikap pribadi, nilai bersumber pada kebutuhan seseorang. Sebagai kaidah atau norma masyarakat nilai dipatuhi sehingga hidupnya menjadi efektif dan efisien.
c. Nilai sebagai sesuatu iman yang harus dilakukan oleh seseorang atau sesuatu yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Pendapat ketiga ini selajutnya membedakan nilai sebagai penyebab ialah sumber dari nial instrumental. Nilai-nilai instrumental merupakan alat untuk mencapai tujuan terkandung dlaam nilai penyebab.
Adanya dua macam tersebut sejalan dengan penegasan Pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan Pancasila Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan dihentikan dirubah lagi. Betapa pun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya, kita belum sanggup menjabarkannya secara eksklusif dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 sendiri menandakan adanya Undang-Undang sebagai pelaksana aturan dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai instruksi untuk kehidupan nyata. Penjabaran tersebut, kemudian dinamakan nilai instrumental.
Nilai-nilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu sanggup dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk gres untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu terang dihentikan bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
Sifat-sifat nilai berdasarkan Bambang Daroeso (1986) ialah sebagai berikut :
a. Nilai itu suatu realitas abnormal dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abnormal tidak sanggup diindra. Hal yang sanggup diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya orang yang mempunyai kejujuran. Kejujuran ialah nilai, tetapi kita tidak sanggup mengindra kejujuran itu. Yang sanggup kita indra ialah orang itu.
b. Nilai mempunyai nilai normatif, artinya nilai mengandung harapan, impian dan suatu kekuasaan sehingga nilai mempunyai sifat ideal (dos sollen). Nilai ini diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan insan dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan. Semua orang berharap mendapat dari berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan insan ialah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini mengakibatkan semua orang terdorong untuk sanggup mencapai derajat ketakwaan.
Dalam kehidupan sehari-hari insan tidak sanggup lepas dari nilai. Nilai akan selalu berada di sekitar insan dan melingkupi kehidupan insan dalam segala bidang. Nilai amat banyak dan selalu berkembang. Contoh nilai ialah kejujuran, kedamaian, kecantikan, keindahan, keadilan, kebersamaan, ketakwaan dan kehormatan.
Dalam filsafat, niali dibedakan dalam tiga macam, yaitu :
a. Nilai logika ialah nilai benar salah
b. Nilai estetika ialah nilai indah tidak indah
c. Nilai susila atau moral ialah nilai baik buruk.
Berdasarkan penjabaran di atas, kita sanggup menawarkan pola dalam kehidupan. Jika seorang siswa sanggup menjawab suatu pertanyaan, ia berlaku benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak sanggup menyampaikan siswa itu jelek sebab jawabannya salah. Buruk ialah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita menyampaikan demikian.
Contoh nilai estetika ialah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau mencicipi makanan. Nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa bahagia dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak sanggup memaksakan bahwa lukisan itu indah.
Nilai moral ialah salah satu potongan dari nilai yaitu yang menangani kelakuan baik/buruk dari manusia. Moral selalu bekerjasama dengan nilai tetapi tidak semua nilai ialah nilai moral. Moral bekerjasama dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih bersifat dengan tingkah laris kehidupan sehari-hari.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya tiga macam nilai. Ketiga nilai itu ialah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berkhasiat bagi kehidupan jasmnai insan atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berkhasiat bagi insan untuk sanggup mengadakan kegiatan/ aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berkhasiat bagi rohani manusia. Nilai kerohanian, meliputi:
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada budi (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia.
Sumber : Buku Modul Sosiologi Paket C Setara Sekolah Menengan Atas Kelas X, 2006
1. Pengertian Nilai
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Istilah nilai diartikan sebagai :
a. Harga dalam arti taksiran misal nilai emas,
b. Harga sesuatu contohnya uang,
c. Angka, sekor,
d. Kadar, mutu,
e. Sifat-sifat atau hal penting bagi kemanusiaan
Dari beberapa pengertian di atas, disimpulkan bahwa nilai ialah suatu yang berharga, bermutu, menandakan kualitas dan berkhasiat bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berkhasiat bagi kehidupan manusia.
Beberapa pengertian perihal nilai sanggup dijelaskan dari pendapat beberapa jago :
a. Nilai merupakan pedoman tingkah laris perihal sesuatu yang indah, efisien dan pantas dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai yang dimiliki seseorang, cita-citanya, sikap, minatnya, perasaanny, keyakinannya, kegiatannya, dan kecemasannya.
b. Nilai sekaligus sanggup berupa pilihan atau juga merupakan norma, kaidah, perintah yang dianut dalam masyarakat. Sebagai pilihan atau sikap pribadi, nilai bersumber pada kebutuhan seseorang. Sebagai kaidah atau norma masyarakat nilai dipatuhi sehingga hidupnya menjadi efektif dan efisien.
c. Nilai sebagai sesuatu iman yang harus dilakukan oleh seseorang atau sesuatu yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Pendapat ketiga ini selajutnya membedakan nilai sebagai penyebab ialah sumber dari nial instrumental. Nilai-nilai instrumental merupakan alat untuk mencapai tujuan terkandung dlaam nilai penyebab.
Adanya dua macam tersebut sejalan dengan penegasan Pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan Pancasila Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan dihentikan dirubah lagi. Betapa pun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya, kita belum sanggup menjabarkannya secara eksklusif dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 sendiri menandakan adanya Undang-Undang sebagai pelaksana aturan dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai instruksi untuk kehidupan nyata. Penjabaran tersebut, kemudian dinamakan nilai instrumental.
Nilai-nilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu sanggup dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk gres untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu terang dihentikan bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
Sifat-sifat nilai berdasarkan Bambang Daroeso (1986) ialah sebagai berikut :
a. Nilai itu suatu realitas abnormal dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abnormal tidak sanggup diindra. Hal yang sanggup diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya orang yang mempunyai kejujuran. Kejujuran ialah nilai, tetapi kita tidak sanggup mengindra kejujuran itu. Yang sanggup kita indra ialah orang itu.
b. Nilai mempunyai nilai normatif, artinya nilai mengandung harapan, impian dan suatu kekuasaan sehingga nilai mempunyai sifat ideal (dos sollen). Nilai ini diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan insan dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan. Semua orang berharap mendapat dari berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan insan ialah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini mengakibatkan semua orang terdorong untuk sanggup mencapai derajat ketakwaan.
Dalam kehidupan sehari-hari insan tidak sanggup lepas dari nilai. Nilai akan selalu berada di sekitar insan dan melingkupi kehidupan insan dalam segala bidang. Nilai amat banyak dan selalu berkembang. Contoh nilai ialah kejujuran, kedamaian, kecantikan, keindahan, keadilan, kebersamaan, ketakwaan dan kehormatan.
Dalam filsafat, niali dibedakan dalam tiga macam, yaitu :
a. Nilai logika ialah nilai benar salah
b. Nilai estetika ialah nilai indah tidak indah
c. Nilai susila atau moral ialah nilai baik buruk.
Berdasarkan penjabaran di atas, kita sanggup menawarkan pola dalam kehidupan. Jika seorang siswa sanggup menjawab suatu pertanyaan, ia berlaku benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak sanggup menyampaikan siswa itu jelek sebab jawabannya salah. Buruk ialah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita menyampaikan demikian.
Contoh nilai estetika ialah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau mencicipi makanan. Nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa bahagia dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak sanggup memaksakan bahwa lukisan itu indah.
Nilai moral ialah salah satu potongan dari nilai yaitu yang menangani kelakuan baik/buruk dari manusia. Moral selalu bekerjasama dengan nilai tetapi tidak semua nilai ialah nilai moral. Moral bekerjasama dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih bersifat dengan tingkah laris kehidupan sehari-hari.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya tiga macam nilai. Ketiga nilai itu ialah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berkhasiat bagi kehidupan jasmnai insan atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berkhasiat bagi insan untuk sanggup mengadakan kegiatan/ aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berkhasiat bagi rohani manusia. Nilai kerohanian, meliputi:
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada budi (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia.
Sumber : Buku Modul Sosiologi Paket C Setara Sekolah Menengan Atas Kelas X, 2006
0 Response to "Pengertian Dan Macam-Macam Nilai"
Post a Comment