Misi Pendidikan Formal Di Semua Level
Kenyataan masalah yang dihadapi dunia pendidikan cukup umur ini yaitu bagaimana upaya mempersiapkan murid menjadi insan yang tangguh fisik dan psikisnya. Terlalu sering guru, sekolah dan orang bau tanah memandang para siswa bukan sebagai “human being” akan tetapi sebagai objek yang selalu disalahkan memiliki prestasi rendah, “handicapped”, memiliki IQ rendah, memiliki gangguan emosional, gangguan seksual dan sebagainya. Pengelompokkan semacam ini tidak hanya akan merendahkan konsep diri (self-concept) dan harga diri penerima didik, tetapi membiaskan impian guru dan lantaran itu merendahkan kualitas instruksional (pengajaran).
Dunia pendidikan dikala ini akan terus menerus dihadapkan pada banyak sekali tuntutan gres seiring dengan kemajuan jaman, karenanya harus bisa mengamati banyak sekali kecenderungan dan menciptakan antisipasi yang sebaik-baiknya untuk menyesuaikan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dengan perkembangan di masa depan, selain itu kita dituntut untuk bekerja lebih kreatif, kompetitif dan tahan menghadapi tekanan lingkungan.
Permasalahan pendidikan di tingkat pendidikan dasar hingga dengan sekolah menengah yaitu muatan kognitif dalam proses berguru mengajar lebih berat dari muatan afektif dan psikomotorik ataupun kalau hal itu ada intensitasnya belumlah signifikan dengan hasil yang diharapkan. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan semakin memburuknya kondisi sosial ekonomi dan politik yang menciptakan orangtua terpaksa bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya sehingga mereka semakin kekurangan waktu yang sanggup mereka gunakan bersama anak-anaknya. Akumulasi dari kondisi ini memicu terjadinya krisis adab pada siswa-siswa di sekolah yang implikasinya terlihat menyerupai banyaknya tawuran antara murid sekolah, pencurian, penyalahgunaan obat dan narkotika, pelecahan seksual, penganiayaan teman dan guru dan masalah prestasi berguru yang rendah pada umumnya. Tindakan-tindakan ini disebabkan adanya kekurang mampuan anak dan remaja yang menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang ditegakkan oleh sekolah.
Suatu pendidikan dikatakan relevansi kalau memenuhi kebutuhan yang menyangkut kebutuhan penerima didik, kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan. Hasil suatu pendidikan berkualitas dari segi produk, kalau memiliki salah satu atau lebih ciri-ciri: (1) penerima didik mengatakan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas berguru diantaranya yaitu hasil berguru akademik yang dinyatakan dalam prestasi berguru mengajar, (2) hasil berguru sesuai dengan kebutuhan penerima didik sehingga bukan hanya mengetahui sesuatu melainkan sanggup melaksanakan sesuatu yang fungsional untuk kehidupannya, dan (3) hasil pendidikan relevan dengan tuntutan lingkungan khusus dunia kerja ( Zainun Buchari, 1999: 143)
Misi pendidikan formal pada semua level pada prinsipnya merupakan tanggapan terhadap pertanyaan “untuk apa sesuatu institusi itu didirikan?” Tentunya ada alasannya, atau ada misi yang diembannya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut setiap institusi perlu membangun dan berbagi “Corporate Culture” yang sanggup tetapkan dan berbagi nilai-nilai esensial yang akan mendukung pencapaian tujuan pendidikannya. Nilai ini yang harus dijadikan pola bersama sehingga akan menumbuhkembangkan tingkah laris yang sesuai dengan arah pendidikan yang dikehendaki.
So...bagaimana berdasarkan pendapat Anda ???....
0 Response to "Misi Pendidikan Formal Di Semua Level"
Post a Comment