Strategi Dan Model Pembelajaran Orang Dewasa

Pengertian Strategi Pembelajaran Orang Dewasa STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Pengertian Strategi Pembelajaran Orang Dewasa
 
Pembelajaran merupakan suatu proses dimana sikap diubah, dibuat atau dikendalikan. Bila istilah pembelajaran dipakai untuk menyatakan suatu fungsi, maka tekanannya diletakan pada aspek-aspek penting tertentu (seperti motivasi) yang diyakini untuk membantu menghasilkan belajar. Makara arti pembelajaran ialah suatu prubahan yang sanggup menunjukkan hasil jikalau (orang-orang) berinteraksi dengan informasi (materi,kegiatan, pengalaman). Definisi lain pembelajaran ialah upaya yang direncanakan dan dilaksanakan dengan sengaja untuk memungkinkan terjadinya acara mencar ilmu pada diri warga belajar.


Strategi merupakan sarana organisasi yang dipakai untuk mencapai tujuannya. Strategi pembelajaran ialah sarana atau cara bagaimana semoga pembelajaran berlangsung secara efektif sehingga tercapai tujuan mencar ilmu yang diinginkan.

Pembelajara orang remaja ialah pembelajaran untuk memahami orang remaja dalam mencar ilmu dengan kondisi optimum bagi orang remaja tersebut. Smith (1982) mengungkapkan ada enam mengenai pembelajaran bagi orang remaja ini, yaitu :

  1. Belajar berlangsung sepanjang hayat, hidup berarti belajar, mencar ilmu sanggup dikehendaki namun sanggup juga tanpa dikehendaki. Kita mencar ilmu banyak melalui proses sosialisasi, semenjak dari pengasuhan keluarga, efek teman sebaya, pekerjaan, permainan, wajib militer dan media masa.
  2. Belajar merupakan suatu proses yang bersifat pribadi dan alamiah, tidak seorang pun yang sanggup melaksanakan mencar ilmu untuk kita.
  3. Belajar meliputi perubahan, sesuatu yang ditambahkan atau dikurangi. Perubahan-perubahan mungkin kecil sekali pada masa dewasa.
  4. Belajar dibatasi oleh tingkat perkembangan manusia. Belajar mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan biologis dan fisik dalam kepribadian, nilai peranan dan kiprah yang biasanya terjadi sepanjang rentang kehidupan normal. 
  5. Berkaitan dengan pengalaman dan mengalami, Belajar ialah mengalami, yaitu berinteraksi dengan lingkungan. Belajar ialah melakukan.
  6. Belajar mengandung intuitif. Pengetahuan sanggup muncul dari kegiatanbelajar itu sendiri. Intuisi dinamankan pengetahuan yang tidak sanggup ditemukan.
 Karakteristik Orang Dewasa

Proses mencar ilmu bagi orang remaja memerlukan kehadiran orang lain yang bisa berperan sebagai pembimbing mencar ilmu bukan cenderung digurui, orang remaja cenderung ingin mencar ilmu bukan berguru. Orang remaja tumbuh sebagai pribadi dan mempunyai kematangan konsep diri, mengalami perubahan psikologis dan ketergantungan yang terjadi pada masa kanak-kanak menjadi kemandirian untuk mengarahkan diri sendiri, sehingga proses pembelajaran orang remaja harus memperhatikan karakteristik orang dewasa.

Karakteristik orang remaja berdasarkan Knowles (1986) berbeda asumsinya dibandingkan dengan anak-anak. Asumsi yang dimaksud adalah:
  1. Konsep dirinya bergerak dari seorang pribadi yang bergantung ke arah pribadi yang mandiri
  2. Manusia mengakumulasi banyak pengalaman yang diperolehnya sehingga menjadi sumber mencar ilmu yang berkembang
  3. Kesiapan mencar ilmu insan secara meningkat diorientasikan pada kiprah perkembangan peranan sosial yang dibawanya.
  4. Persfektif waktunya berubah dari suatu pengetahuan yang tertunda penerapannya menjadi penerapan yang segera, orientasi belajarnya dari yang terpusat pada pelajaran beralih menjadi terpusat pada masalah.
Dari perkiraan wacana konsep diri tersebut mengandung implikasi mengenai pembelajaran orang remaja yaitu :
  1. Terciptanya suasana mencar ilmu yang menyenangkan 
  2. Terjadinya multi komunikasi
  3. Peran serta warga mencar ilmu harus diutamakan
  4. Pendapat orang remaja harus dihormati
  5. Belajar orang remaja bersifat unik, subyektif, dan lokalitas
  6. Rasa saling mempercayai antara pendidik dan terdidik
  7. Orang remaja mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda 
  8. Orang remaja mencar ilmu igin mengetahui arti dirinya dalam kelompok belajar
  9. Membangkitkan motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri.
Berpusat pada karakteristik orang remaja tersebut, maka akan mempengaruhi aspek-aspek pembelajaran orang remaja antara lain mengenal kurikulum atau materi, metode, media, sumber belajar, dan setting pembelajaran.

Kurikulum dalam acara mencar ilmu orang remaja harus disusun berdasarkan kebutuhan yang terkait dengan pelaksanaan kiprah peran sosial mengenai permasalahan kehidupan yang secara kongkrit dihadapi oleh warga belajar, bukan disusun atas dasar urutan logik mata pelajaran.

Materi pembelajaran orang remaja disusun berdasarkan kebutuhan belajar. Kebutuhan mencar ilmu sanggup didefinisikan sebagai kesenjangan antara kebutuhan kini dengan kebutuhan yang diharapkan. Oleh alasannya itu sarana untuk memilih kebutuhan mencar ilmu ialah menyusun suatu model mencar ilmu orang remaja dan mengungkap kesenjangan antara kebutuhan kini dengan kebutuhan yang diharapkan.

Metode dan teknik pembelajaran memegang peranan  penting dalam menyusun taktik dan pelaksanaan acara mencar ilmu membelajarkan . Metode dan teknik pembelajaran orang remaja akan dibahas tersendiri.


Model-model Pembelajaran Orang Dewasa

Sesuai dengan karakteristik orang dewasa, maka pembelajarannya juga memerlukan karakteristik yang khusus. Ada beberapa model pembelajaran yang cocok dipakai untuk pembelajaran orang remaja yaitu :

a. Model Pembelajaran Daur Pengalaman Berstruktur dan Analisis Peranan

Model pembelajaran ini memakai pendekatan partisipatori andragogi melalui daur pengalaman struktur. Model pembelajaran ini merupakan proses membantu mencar ilmu orang remaja secara analisis dan partisipasif melalui tahap-tahap :
  1. Pengenalan dan penghayatan terhadap duduk kasus dan kebutuhan peningkatan mutu jadwal dan kemampuan petugas berdasarkan pandangan peserta
  2. Pengungkapan masalah/kebutuhan peningkatan mutu jadwal dan kemampuan petugas berdasarkan pandangan peserta
  3. Pengolahan duduk kasus dan kebutuhan peningkatan mutu jadwal dan kemampuan petugas oleh peserta bersama fasilitator atau narasumber.
  4. Penyimpulan cara pemecahan duduk kasus dan pemenuhan kebutuhan penigkatan mutu jadwal dan kemampuan petugas oleh peserta bersama fasilitator
  5. Penyerapan dan penerapan cara-cara peningkatan mutu jadwal dan kemampuan petugas dalam penyelenggaraan program.'
Merujuk pada model pembelajaran daur pengalaman berstruktur untuk analisis kiprah peserta sanggup memakai metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan Peran). Pembelajaran dengan metode ATMAP ialah upaya peningkatan kemampuan analisis dan sekaligus penghayatan peserta terhadap kiprahnya dalam menyelenggarakan jadwal dalam masyarakat. Aplikasi metode ATMAP dalam daur pengalaman berstruktur ialah sebagai berikut :

1. Arah jadwal dan arah tugas
Arah jadwal berkenaan antara lain tujuan kegiatan, cara pelaksanaan dan cara evaluasi dari jadwal yang diselenggaraka pada masyarakat. Arah kiprah peserta berkenaan kiprah pokok, rincian kegiatannya dan proses pelaksanaannya. Metode pembelajaran ini antara lain sajian arah, telaah kaus, curah pendapat, ceramah, tanya jawab, dan metode lain yang sesuai.

2. Terapan jadwal dan tugas
Terapan jadwal artinya cara pelaksanaan jadwal berdasarkan arah yang telah ditetapkan baik yang sudah diwujudkan maupun yang diperkirakan. Terapan kiprah artinya cara pelaksanaan kiprah yang telah ditetapkan. Terapan jadwal dan terapan kiprah dikaitkan dengan situasi dan kondisi wilayah, daerah serta kemudahan pendukungnya. Metode pembelajaran untuk ini antara lain memakai curah pendapat, diskusi, telaah terapan,kerja kelompk,dan metode lain yang sesuai.

3. Masalah Terapan Program dan Terapan Tugas
Masalah terapan jadwal ialah masalah-masalah yang muncul atau yuang diperkirakan akan muncul baik internal maupun eksternal. Masalah terapan kiprah artinya duduk kasus kemampuan petugas dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan terapan jadwal baik yang muncul atau yang diperkirakan akan muncul (internal maupun eksternal). Metode pembelajaran ini antara lain curah pendapat, telaah kasus, diskusi kelompok (pleno), telaah banding, telaah lapangan, kerja kelompok dan metode lain yang sesuai.

4. Alternatif Pemecahan Masalah Terapan Program dan Terapan Tugas
Alternatif pemecahan duduk kasus terapan jadwal artinya gagasan-gagasan cara pemecahan duduk kasus yang telah dianalisis baik untuk kini ataupun yang akan tiba terutama terhadap duduk kasus internal. Alternatif pemecahan duduk kasus terapan kiprah artinya gagasan-gagasan cara peningkatan kemampuan petugas sesuai dengan tuntutan terapan jadwal baik untuk kini maupun untuk yang akan tiba terutama yang bersifat internal. Metode pembelajaran untuk ini ialah telaah kasus, diskusi, telaah banding, kerja kelompok dan metode lain yang sesuai.

5. Peran Petugas
Peran petugas artinya kiprah dan kemampuannya melaksanakan jadwal serta pemecahan masalahnya, untuk kini maupun yang akan datang. Metode pembelajaran untuk ini harus ditekankan kepada belajar, praktek dan bekerja melalui metode diskusi, kerja kelompok atau individual, simulasi, bermain kiprah dan metode lain yang sesuai.


b. Model Pembelajaran Latihan Penyelidikan (Inguiry Training Model)

Latihan penyelidikan sebagai salah satu model pembelajaran meliputi lima fase yaitu :
  1. Menghadapkan peserta mencar ilmu untuk berkonfrontasi dengan situasi teka-teki
  2.  Fase operasional pengumpulan data untuk verifikasi, meminta peserta mencar ilmu menanyakan serangkaian serangkaian pertanyaan untuk dijawab oleh fasilitator dengan "ya" atau "tidak" dan menyelenggarakan serangkaian eksperimen mengenai lingkungan situasi masalah.
  3. Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi
  4. Peserta mencar ilmu menyadap informasi dari pengumpulan data mereka dan menjelaskan duduk kasus sebaik mungkin.
  5. Fasilitator dan peserta mencar ilmu bekerja sama menganalisis taktik satu sama lain. Tekanan di sini ialah pada konsekuensi taktik tertentu. Analisis ini berusaha membantu peserta mencar ilmu lebih terarah dalam mengajukan pertanyaan dan mengikuti rencana: Pengadaan fakta, Menentukan apa yang relevan, Menyiapkan konsep klarifikasi atau hubungan. 

c. Model Pembelajaran Advance Organizer

Advance Organizer ialah materi pengenalan yang disajikan lebih dahulu dari kiprah pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi dibandingkan dengan kiprah pembelajarn itu sendiri. tujuannya ialah untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi dalam kiprah pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari lebih dahulu, disamping juga untuk membantu peserta mencar ilmu membedakan materi gres dari materi pembelajaran yang telah diberikan. Organisasi yang paling efektif ialah materi yang memakai konsep, istilah dan dalil yang telah dikenal oleh warga mencar ilmu termasuk juga ilustrasi dan analogi.

Bahan pembelajaran sanggup berupa artikel dalam koran atau majalah dan jurnal, ceramah bahkan sanggup juga film. Tugas pembelajaran bagi peserta mencar ilmu ialah untuk menghayati informasi, untuk mengingat gagasan sentral dan mungkin juga fakta kunci. Sebelum memperkenalkan materi pembelajaran kepada peserta mencar ilmu hendaknya fasilitator menyiapkan materi perkenalan dalam bentuk Advance Organizer berupa lampiran yang sanggup dipakai untk mengaitkan data gres yang relevan.

Advance Organizer pada umumnya didasarkan pada konsep dan hukum/aturan suatu disiplin. Sebagai pola suatu pelajaran atau uraian mengenai sistem kasta di India sanggup didahului dengan  organizer yang didasarkan pada konsep stratifikasi sosial. Biasanya organizer dikaitkan dengan materi yang bersifat konkret atau kurang abnormal dibandingkan dengan yang mendahuluinya. Organizer timbul dari kekerabatan secara integral dengan materi pembelajaran. Organizer sanggup juga dipakai secara kreatif untuk menyiapkan persfektif baru.

Pembelajaran model Advance Organizer sanggup diterapkan melaluibeberapa fase yaitu :
  1. Penyajian Advance Organizer meliputi acara : Menjelaskan tujuan satuan pelajaran, Menyajikan organizer, Mendorong timbulnya kesadaran akan pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan latar belakang peserta belajar.
  2. Penyajian materi kiprah pembelajaran; Menyusun urutan logis materi pelajaran bagi warga belajar, Membina perhatian warga belajar, Menyiapkan materi organiser yang bersifat eksplisit.
  3. Memperkuat organisasi kognitif : Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi secara terintegrasi, Mengintegrasikan pembelajaran penerimaan aktif,Memperoleh pendekatan kritis terhadap pengetahuan yang dipelajari.
 
d. Model Pembelajaran Pemerolehan Konsep
 
Pembelajaran model pemerolehan konsep meliputi penganalisisan proses berpikir dan diskusi menganai atribut peroleha konsep. Selanjutnya terhadap variasi pada model dasar yang melibatkan lebih banyak peserta mencar ilmu berpartisipasi dan mengendalikan diskusi serta lebih banyak materi yang kompleks. Kelaziman diantara materi ini merupakan aplikasi dari teori wacana konsep. Inilah yang membedakan antara model perolehan konsep yang orisinil dengan perlombaan menebak. Model ini mengandung nilai aplikasi yang penting dan eksklusif kepada pembelajaran sebagai berikut :
  1. Dengan memahami hakikat dari konsep dan acara yang bersifat konseptual fasilitator sanggup memutuskan secara lebih baik apabila peserta mencar ilmu memperoleh pengertian suatu konsep
  2. Fasilitator sanggup mengenal taktik pengkategorisasian yang dipakai warga mencar ilmu dan membantu mereka menggunakannya secara lebih efektif.
  3. Fasilitator sanggup memperbaiki kualitas pembelajaran untuk mempelajari konsep dengan memakai model pembelajaran wacana hakikat proses perolehan konsep.
 
Referesi :
Ditentis (1998), Metode mencar ilmu orang dewasa. Modul. Jakarta
Knowles, M.(19986). The adult leaner a neglected species. London. gulf Publishing Company.
Kuntoro, Sodiq A. (1999). Andragogi : teori pembelajaran orang dewasa. Makalah. Yogyakarta.
Soedomo.(1989). Pendidikan Luar sekolah ke arah pengembangan sistem mencar ilmu masyarakat. Jakarta. Ditjen Dikti, Depdikbud.
Srinivasan. Lyra (1977). Perspectives on nonformal adult learning. New York. World Educational.
Syamsu M, dkk. (1994). Teori mencar ilmu orang dewasa. Jakarta, Depdikbud.

0 Response to "Strategi Dan Model Pembelajaran Orang Dewasa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel