Memahami Sekilas Wacana Ktsp Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum yang sudah usang berjalan semenjak ditetapkan Standar isi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah mengalami banyak sekali kritik dan duduk perkara dalam penerapannya di sekolah-sekolah. KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan aturan kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 ihwal Standar Nasional Pendidikan.
Dalam KTSP secara eksplisit dan implisit, pedoman evaluasi dan penentuan kelulusan penerima didik mengacu pada SKL yang meliputi kompetensi untuk kelompok mata pelajaran atau kompetensi untuk seluruh mata pelajaran yang dinilai berdasarkan kualifikasi kemampuan meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi materi kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi penerima didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Teknik Penilaian dalam KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Teknik evaluasi yaitu metode atau cara evaluasi yang sanggup dipakai guru untuk mendapatkan informasi. Ada beberapa teknik penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik penilaian harus disesuaikan dengan tujuan melaksanakan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan Penilaian Pembelajaran Berdasarkan KTSP, (Safari, M.A.,APU. 2008 : 4) banyaknya/jumlah materi yang sudah disampaikan. Teknik penilaian yang sanggup dipakai oleh guru dalam evaluasi kelas adalah: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan),(2) pengamatan atau observasi, (3) wawancara.
1. Teknik evaluasi melalui tes
a. Tes tertulis
1. Teknik evaluasi melalui tes
a. Tes tertulis
Tes tertulis yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum sanggup dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) tes objektif, misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat , isian, benarsalah, dan bentuk menjodohkan;
2) tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya sanggup dilakukan secara objektif, yaitu 1=benar, 0=salah) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif, yaitu menggunakan rentang skor, misal 0-3 dengan kriteria 3=tepat, 2=cukup, 1=kurang, 0=tidak menjawab).
b. Tes lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara tutor/guru dan peserta didik. Tes ini memilik kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: (1) sanggup menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki penerima didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini sanggup menolong sebab penerima didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas penguji sering mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang dibutuhkan relatif cukup lama.
c. Tes perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk verbal
atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan semenjak warga belajar/peserta didikmelakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumn ya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga pengujidapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya sanggup diubahsuaikan berdasarkan keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya memakai format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.
2. Teknik evaluasi melalui pengamatan atau observasi
Pengamatan/observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mendapat informasi ihwal penerima didik dengan cara mengamati tingkah laris dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi sanggup ditujukan kepada peserta didik secara perseorangan ataupun kelompok. Dalam kegiatan observasi perlu dipersiapkan format pengamatan. Di dalam format pengamatan di antaranya berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas waktu pengamatan, (3) bobot antaraspek yang dinilai (bila diperlukan).
3. Teknik evaluasi melalui wawancara
Teknik wawancara pada suatu segi memiliki kesamaan arti dengan tes lisan yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlu kan tutor/guru untuk tujuan mengungkapkan atau mengejar lebih lanjut tentang hal-hal yang dirasa tutor/guru kurang jelas informasinya. Teknik wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang dialami peserta didik tanpa ada maksud untuk menilai.
Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu memutuskan terlebih dahulu tujuan evaluasi dan kompetensi dasar yang hendak diukur. Adapun proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada sketsa berikut ini.
Demikian sekilas ihwal KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, semoga bermanfaat.
0 Response to "Memahami Sekilas Wacana Ktsp Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan"
Post a Comment