Pengertian Dan Model Desa Vokasi
Vokasi ialah penguasaan keahlian terapan tertentu sehingga seseorang mempunyai keahlian siap pakai atau bisa berdikari dan bekerja. Kecakapan vokasional yang dibelajarkan bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai keunikan/keunggulan lokal. Sedang desa vokasi ialah daerah desa/kelurahan yang menjadi pusat penyelenggaraan kursus dan/atau pembinaan aneka macam kecakapan vokasional dan pengelolaan unit-unit perjuangan (produksi/jasa) menurut keunggulan lokal dalam dimensi sosial, budaya, dan lingkungan.
Dengan demikian, desa vokasi merupakan daerah desa/kelurahan yang berbagi aneka macam layanan pendidikan keterampilan (Vokasi) dan kelompok-kelompok perjuangan untuk menghasilkan sumberdaya insan yang bisa membuat produk/jasa atau karya lain yang bernilai ekonomi tinggi, bersifat unik dengan menggali dan berbagi potensi desa yang mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif berbasis kearifan lokal.
Program desa vokasi dimaksud untuk berbagi sumberdaya insan dan lingkungan yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya dan pemanfaatan potensi lokal. Melalui aktivitas ini dibutuhkan terbentuk daerah desa yang menjadi pusat bermacam-macam vokasi, dan terbentuknya kelompok-kelompok perjuangan yang memanfaatkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal. Dengan demikian, warga masyarakat sanggup berguru dan berlatih menguasai keterampilan yang sanggup dimanfaatkan untuk bekerja atau mencipatakan lapangan kerja sesuai dengan sumberdaya yang ada di wilayahnya, sehingga taraf hidup masyarakat semakin meningkat.
Secara spesifik, aktivitas desa vokasi merupakan wujud implementasi aktivitas pendidikan kecakapan hidup dalam spektrum perdesaan dengan pendekatan kawasan, yaitu daerah pedesaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI) berbagi model aktivitas desa vokasi. Diharapkan dengan aktivitas ini dapat:
- Mewujudkan harmoni hidup pedesaan antara sektor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan
- Memberikan pendidikan dan pembinaan keterampilan serta kewirausahaan.
- Membentuk kelompok-kelompok perjuangan kecil;
- Memberdayakan potensi lingkungan untuk perjuangan produktif;
- Menguatkan nilai-nilai sosial-budaya yang sudah ada;
- Menyadarkan nilai-nilai sosial-budaya yang sudah ada;
- Menyadarkan dan bisa melestarikan potensi alam;
- Menciptakan lingkungan terampil, kreatif, dan inovatif, tetapi tetap arif.
KETERANGAN SKEMA MODEL DESA VOKASI: GATIS TEBAL HITAM
Garis tebal hitam merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui aktivitas kewirausahaan berbasis pada potensi unggulan lokal. Oleh alasannya ialah itu, pemerintah menunjuk pihak-pihak yang terkait untuk melakukkan studi eksplorasi vokasi berbasis pada potensi unggulan lokal.
FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION)
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan ialah diskusi yang berfokus pada sumber vokasi yang berbasis pada potensi unggulan lokal. Diskusi ini dilakukan dengan melibatkan pegawanegeri desa dan tokoh masyarakat. Hasil yang dibutuhkan dari FGD ini ialah terpilihnya sentra-sentra vokasi dan pengurus desa vokasi.
SV (SENTRA VOKASI)
Sentra vokas ialah kelompok kegiatan keterampilan yang berbasis potensi unggulan lokal desa yang dibuat oleh pengurus desa vokasi secara mufakat dan demokrasi. Setelah itu dilakukan orientasi dan diklat penumbuhan dan penguatasn pusat vokasi. Adapun mareti orientasi dan diklat adalah: (1) Dinamika sentra; (2) Membangun Kewirausahaan; (3) Pengelolaan Keuangan Sentra; (4) Penjelasan Teknis Pembelajaran Vokasi.
PV (PEMBELAJARAN VOKASI)
Pembelajaran vokasi ialah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di masing-masing kelompok vokasi (keterampilan). Persentasi PV ialah 20 persen teori dan 80 persen praktek. Kegiatan PV ini menghadirkan narasumber teknis (NST) andal dalam vokasi sentra. Selama proses PV didampingi oleh pengurus desa vokasi dan pihak-pihak terkait dalam pemberdayaan desa vokasi hingga proses pengembangan, pelayanan, pemeliharaan dan penemuan desa vokasi berbasis pada potensi unggulan desa.
Sumber: Disarikan dari goresan pena Dadan Mulyana S.Si, Majalah Warta PAUDNI tahun 2012.
0 Response to "Pengertian Dan Model Desa Vokasi"
Post a Comment