Pemberontakan Di Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal

Warga mencar ilmu dan siswa--sekalian, Pada awal-awal kemerdekaan di masa lalu, pada waktu pemerintah Republik Indonesia dalam keadaan kurang stabil alasannya adanya kontradiksi antarpartai politik, timbul pemberontakan di dalam negeri. Pemberontakan oleh kelompok-kelompok yang tidak puas ini terjadi di banyak sekali daerah. Dilihat dari sumber penggeraknya atau yang mendalanginya, ada pemberontakan yang digerakan atau didalangi oleh Belanda dan ada pula yang digerakan oleh kelompok tertentu di dalam negeri yang merasa tidak puas atau kecewa dengan pemerintah RI yang memakai menganut Demokrasi Liberal.

Karena itu pemberontakan-pemberontakan yang pernah di Indonesia pada masa Demokrasi Liberal sanggup di kelompokan sebagai berikut :

A. Gerakan yang didalangi Belanda

1. Pemberontakan APRA di Jawa Barat
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) terjadi pada tanggal 23 januari 1950 di Bandung. Tokoh pemimpin pemberontakan ini berjulukan Kapten Raymond Westerling. Ia ialah seorang kapten Belanda yang pernah menciptakan lembaran hitam di Indonesia. yakni pernah melaksanakan pembunuhan massal terhadap rakyat Indonesia di Sulawesi Selatan (korbannya sebanyak lebih dari 40.000 orang). Salah satu selubung/maksud gerakan ini ialah iktikad rakyat akan datangnya Ratu Adil. Dalam pemberontakannya di Bandung, APRA melaksanakan pembunuhan-pembunuhan terhadap Tentara Nasional Indonesia dan rakyat. Karena itu untuk menanggulangi pemberontakan ini, Pemerintah mendatangkan APRIS. Akhirnya gerakan APRA sanggup ditumpas.

Tetapi tokoh pimpinan pemberontakan yang berjulukan Westerling berhasil melarikan diri keluar negeri.


2. Pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan
Pemberontakan ini meletus pada tanggal 5 April 1950 di Ujung pandan. Tokoh pemberontakan ini berjulukan Andi Azis. Tujuan pemberontakan tersebut ialah menolak masuknya APRIS dari Tentara Nasional Indonesia ke Sulawesi Selatan, dengan membentuk "Pasukan Bebas". Untuk menanggulangi pemberontakan ini pemerintah mengelurkan ultimatum pada tanggal 8 April menginstruksikan bahwa dalam jangka waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Pemerintah Pusat di Jakarta untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Tetapi Andi Azis terlambat melaporkan diri, sehingga ia dianggap sebagai pemberontak dan balasannya ditangkap serta diadili.


3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku
Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan berdirinya "Republik Maluku Selatan" (RMS). Tujuannya ingin memisahkan diri dari negara kesatuan RI. Tokoh gerakan ini berjulukan Mr. Dr. Cristian Robert Steren Soumokil, seorang bekas jaksa Agung Negara Indonesia Timur (Negara bentukan Belanda). Untuk menanggulangi pemberontakan ini, semula pemerintah membujuk mereka untuk kembali bersatu dengan pemerintah RI. Tetapi jalan hening yang ditawarkan itu ternyata ditolak oleh mereka. Akhirnya pemerintah RI melaksanakan tindakan militer menumpas pemberontakan tersebut. Operasi penumpasan ini dipimpin oleh kolonel A.E. Kawilarang (Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur). Perlawanan RMS sanggup dipatahkan/dibubarkan sehabis kota Ambon sanggup dikuasai oleh APRIS.

B. Gerakan yang didalangi oleh DI/TII

1. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pemberontakan ini diawali dengan diproklamasikannya "Negara Islam Indonesia" Pada tanggal 7 Agustus 1949 oleh SM Karosuwiryo. Tentaranya disebut Tentara Islam Indonesia. Masalah DI/TII muncul sebagai akhir persetujuan Renville di mana dilakukan hijrah ke wilayah RI. Tetapi SM Kartosuwiryo menolak untuk hijrah. Ia menganggap seluruh Jawa Barat sebagai tempat kekuasaannya. Usaha pemerintah dalam menghadapi pemberontakan ini ialah dengan jalan melaksanakan operasi militer dengan memakai seni administrasi pagar betis untuk mempersempit ruang gerak para pemberontak ini.

Akhirnya pada tahun 1962 gerakan DI/TII di Jawa Barat berhasil ditumpas oleh pemerintah. Tokoh dan sebagai pemimpin dalam pemberontakan ini berjulukan SM Kartowuwiryo, ia berhasil ditangkap di Gunung Geber di tempat Malaya oleh Pasukan Siliwangi. Namun sebelumnya (pada tahun 1952, 1953 dan 1954), pemerintah telah berhasil terlebih dahulu menumpas gerakan pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan, Aceh dan Jawa Tengah.

2. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pada tahun 1952 di Sulawesi Selatan pemberontakan DI/TII yang dipimpin oleh Kahar Muzakar mengawali gerakannya. Mereka menyatakan bahwa Sulawesi Selatan merupakan serpihan dari Negara Islam Indonesia, di bawah pimpinan Kartosuwiryo.


Usaha pemerintah menumpas pemberontakan ini ialah dengan jalan melaksanakan serangkaian operasi militer. Ruang gerak pemberontakan semakin dipersempit. Setelah belasan tahun bersembunyi, balasannya pada tanggal 3 Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditangkap (ditembak mati) oleh TNI.

3. Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemberontakan DI/TII di Aceh terjadi tanggal 21 September 1953. Tokoh pimpinan pemberontakan ini berjulukan Daud Beureuh. Tujuannya ingin bergabung dengan Negara Islam Indonesia pimpinan SM Kartosuwiryo. Usaha pemerintah untuk menanggulangi pemberontakan tersebu, ialah dengan jalan melaksanakan operasi militer dan musyawarah. Pemberontakan ini berakhir sehabis pada tanggal 27-28 Desember 1962 diadakan musyawarah kerukunan rakyat Aceh. Dengan hasil musyawarah banyak pengikut gerombolan DI/TII Aceh yang kembali ke pangkuan RI.

4. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
Gerakan DI/TII yang mendukung SM Kartosuwiryo di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah. Geran ini sempat menjadi besar lengan berkuasa alasannya menerima proteksi dari batalyon 426 yang ikut bergabung bersama gerakan tersebut. Pada tahuin 1954 gerakan DI/TII di Jawa Tengah sanggup ditumpas oleh pemerintah melalui operasi militer.


C. Gerakan yang Didalangi oleh Kelompok Lain

Pemerintah dikala itu dihadapkan pada gerakan gerombolan yang didalangi oleh kolonial Belanda dan DI/TII, juga harus menghadapi gerombolan lainnya. Mereka terdiri dari orang-orang yang tidak puas atau kecewa terhadap pemerintah Republik Indonesia. Diantaranya yang termasuk kelompok lain ialah :

1. Gerombolan Merapi Merbabu Complex (MMC)
Gerombolan yang menamakan dirinya Merapi Merbabu Complex ini bergerak di tempat Jawa Tengah. Mereka yang menjadi anggota gerombolan terdiri dari orang-orang yang kecewa dan para penjahat. Tujuan mereka ingin mengacau dan mengganggu kelancaran acara ekonomi.
Karena itu mereka seringkali melaksanakan perampokan/penggarongan dan tidak segan-segan pula melaksanakan pembunuhan terhadap siapa saja. Tetapi berkat kesigapan TNI, balasannya gerombolan ini sanggup ditumpas.


2. Berdirinya Dewan-dewan
Pada tahun 1956 muncul ketidak puasan beberapa panglima di daerah-daerah terhadap pemerintahan pusat. Mereka kemudian membentuk dewan-dewan antara lain:
- Dewan Banteng, di Sumatera Barat dipimpin oleh Letkol. Ahmad Husein
- Dewan Gajah, di Medan dipimpin oleh Kolonel Simbolon
- Dewan Garuda, di Palembang dipimpin oleh Letkol. Barlian
- Dewan Manguni, di Manado dipimpin oleh Letkol. Vance Sumual

3. Pemberontakan PRRI dan Permesta
Pada tanggal 15 Februari 1958 di Sumatera bangkit Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh Ahmad Husein. Kemudian mengangkat Syafruddin Pramiranegara, sebagai perdana Mentrinya. PRRI bertujuan ingin memisahkan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia dan mendirikan Pemerintahan sendiri.



Untuk menanggulangi pemberontakan tersebut, pemerintah RI melancarkan operasi adonan yang melibatkan Angkatan Darat, Laut, dan Udara yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Operasi penumpasan pemberontakan PRRI ini diberi nama "Operasi 17 Agustus". Akhirnya pada pertengahan tahun 1958 pemberontakan PRRI sanggup dipadamkan.

Pada 17 Februari 1958 Kolonel D.J. Somba mengeluarkan pernyataan bahwa wilayah Sulawesi Utara dan Tengah tetapkan hubungan dengan Pemerintah Pusat dan mendukung PRRI kemudian membentuk gerakan Piagam Perjuangan Semesta (Permesta). Namun gerakan ini sanggup dilumpuhkan oleh Pemerintah Pusat pada Agustus 1958.

Namun demikian, walaupun pemerintah RI selalu dihadapkan pada masalah-masalah pemberontakan oleh beberapa gerakan menyerupai di atas, pemerintah RI pada waktu itu tetap menerangkan (kekuatannya) di mata dunia dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan menyerupai : Konfrensi Asia. Afrika I. Baca perihal konfrensi Asia Afrika di sini !!

Sumber: dirangkum dari banyak sekali sumber !!

0 Response to "Pemberontakan Di Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel