Pengertian Dan Sejarah Astronomi

Universal Pendidikan -Pengertian Astronomi=Sejarah dan pekembangan Astronomi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas:

Astronomi, yang secara etimologi berarti “ilmu bintang”, yakni ilmu yang melibatkan pengamatan dan klarifikasi insiden yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.

Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB)). (Sumber.Wikipedia.org)

 yakni ilmu yang melibatkan pengamatan dan klarifikasi insiden yang terjadi di luar Bumi  PENGERTIAN  DAN SEJARAH ASTRONOMI

Selama sebagian kurun ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Status tinggi kini yang dimiliki astrofisika bisa tercermin dalam nama jurusan universitas dan institut yang dilibatkan di penelitian astronomis: yang paling renta yakni tanpa kecuali penggalan ‘Astronomi’ dan institut, yang paling gres cenderung memasukkan astrofisika di nama mereka, kadang kala mengeluarkan kata astronomi, untuk menekankan sifat penelitiannya. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika teoretis, bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.

Astronomi Bulan: kawah besar ini yakni Daedalus, yang dipotret kru Apollo 11 selagi mereka mengedari Bulan pada 1969. Ditemukan di tengah sisi gelap bulan Bumi, garis tengahnya sekitar 93 km

Astronomi yakni salah satu di antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir masih memainkan tugas aktif, khususnya dalam hal inovasi dan pengamatan fenomena sementara. Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmusemu yang mengasumsikan bahwa takdir insan sanggup dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Meskipun mempunyai asal-muasal yang sama, kedua bidang ini sangat berbeda; astronom menggunakan metode ilmiah, sedangkan astrolog tidak.

Cabang-cabang astronomi

Astronomy dipisahkan ke dalam cabang. Perbedaan pertama di antara ‘teoretis dan observational’ astronomi. Pengamat menggunakan banyak sekali jenis alat untuk mendapat data perihal gejala, data yang kemudian dipergunakan oleh teoretikus untuk ‘membuat’ teori dan model, menerangkan pengamatan dan memperkirakan yang baru.

Bidang yang dipelajari juga dikategorikan menjadi dua cara yang berbeda: dengan ‘subyek’, biasanya berdasarkan tempat angkasa (misalnya Astronomi Galaksi) atau ‘masalah’ (seperti pembentukan bintang atau kosmologi); atau dari cara yang dipergunakan untuk mendapat informasi (pada hakekatnya, tempat di mana spektrum elektromagnetik dipakai). Pembagian pertama bisa diterapkan kepada baik pengamat maupun teoretikus, tetapi pembagian kedua ini hanya berlaku bagi pengamat (dengan tak sempurna), selama teoretikus mencoba menggunakan informasi yang ada, di semua panjang gelombang, dan pengamat sering mengamati di lebih dari satu tempat spektrum.

Berdasarkan subyek atau masalah

Astronomi berdasarkan pada subyek atau masalahnya terdiri dari beberapa Astronomi antara lain:
  1. Astronomi Planet, atau Ilmu Pengetahuan Planet: setan debu Mars. Dipotret oleh NASA Global Surveyor di orbit Mars, coret gelap yang panjang terbentuk oleh gerakan gumpalan atmosfer Mars yang berputar-putar (dengan kesamaan ke angin angin ribut darat). Setan debu (tempat hitam) mendaki tembok kawah. Coret di setengah tangan benar gambar yakni bukit pasir di lantai kawah.
  2. Astrometri: penelitian posisi benda di langit dan perubahan posisi mereka. Mendefinisikan sistem koordinat yang digunakan dan kinematika dari benda-benda di galaksi kita.
  3. Kosmologi: penelitian alam semesta sebagai seluruh dan evolusinya.
  4. Fisika galaksi: penelitian struktur dan penggalan galaksi kita dan galaksi lain.
  5. Astronomi ekstragalaksi: penelitian benda (sebagian besar galaksi) di luar galaksi kita.
  6. Pembentukan galaksi dan evolusi: penelitian pembentukan galaksi, dan evolusi mereka.
  7. Ilmu planet: penelitian planet dan tata surya.
  8. Fisika bintang: penelitian struktur bintang.
  9. Evolusi bintang: penelitian evolusi bintang dari pembentukan mereka hingga selesai mereka sebagai bintang sisa.
  10. Pembentukan bintang: penelitian kondisi dan proses yang mengakibatkan pembentukan bintang di dalam awan gas, dan proses pembentukan itu sendiri.


Juga, ada disiplin lain yang mungkin dipertimbangkan sebagian astronomi:
  1. Arkheoastronomi
  2. Astrobiologi
  3. Astrokimia


Lihat daftar topik astronomi untuk daftar halaman yang bekerjasama dengan astronomi yang lebih lengkap.

Cara-cara mendapat informasi

Dalam astronomi, informasi sebagian besar didapat dari deteksi dan analisis radiasi elektromagnetik, foton, tetapi informasi juga dibawa oleh sinar kosmik, neutrino, dan, dalam waktu dekat, gelombang gravitasional (lihat LIGO dan LISA). Pembagian astronomi secara tradisional dibentuk berdasarkan rentang tempat spektrum elektromagnetik yang diamati:

Astronomi optikal menunjuk kepada teknik yang digunakan untuk mengetahui dan menganalisa cahaya pada tempat sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi oleh mata (sekitar 400 hingga dengan 800 nm). Alat yang paling biasa digunakan yakni teleskop, dengan CCD dan spektrograf.

Astronomi inframerah mengenai deteksi radiasi infra merah (panjang gelombangnya lebih panjang daripada cahaya merah). Alat yang digunakan hampir sama dengan astronomi optik dilengkapi peralatan untuk mendeteksi foton infra merah. Teleskop Ruang Angkasa digunakan untuk mengatasi gangguan pengamatan yang berasal dari atmosfer.

Astronomi radio menggunakan alat yang betul-betul berbeda untuk mendeteksi radiasi dengan panjang gelombang mm hingga cm. Penerimanya ibarat dengan yang digunakan dalam pengiriman siaran radio (yang menggunakan radiasi dari panjang gelombang itu).


Astronomi energi tinggi

Astronomi Ekstragalaktik: lensa gravitasi. Gambar dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble ini memperlihatkan beberapa obyek yang terbentuk dengan putaran yang biru yang bahu-membahu yakni beberapa tampilan dari galaksi yang sama. Mereka sudah digandakan oleh pengaruh lensa gravitasi kelompok galaksi yang berwarna kuning, lingkaran panjang dan spiral di erat sentra foto. Pelensaan gravitasi dihasilkan oleh bidang gravitasi kelompok yang luar biasa masif sehingga bisa melengkungkan cahaya. Beberapa hasilnya yakni memperbesar ukuran obyek yang dilensakan, mengakibatkan terang dan mengubah tampilan benda yang lebih jauh.

 yakni ilmu yang melibatkan pengamatan dan klarifikasi insiden yang terjadi di luar Bumi  PENGERTIAN  DAN SEJARAH ASTRONOMI
Teleskop Hubble - Foto: panjury.com
Astronomi optik dan radio bisa dilakukan di observatorium landas bumi, lantaran atmosfer transparan pada panjang gelombang itu. Cahaya infra merah benar-benar diserap oleh uap air, sehingga observatorium infra merah terpaksa ditempatkan di tempat kering yang tinggi atau di angkasa.

Atmosfer kedap pada panjang gelombang astronomi sinar-X, astronomi sinar-gamma, astronomi ultra violet dan, kecuali sedikit “jendela” dari panjang gelombang, astronomi infra merah jauh, oleh lantaran itu pengamatan bisa dilakukan hanya dari balon atau observatorium luar angkasa.

Sejarah Singkat

Pada penggalan awal sejarahnya, astronomi memerlukan hanya pengamatan dan ramalan gerakan benda di langit yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan dengan gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit. Yunani kuno menyebarkan derma penting hingga astronomi, di antara mereka definisi dari sistem magnitudo. Bibel berisi sejumlah pernyataan atas posisi tanah di alam semesta dan sifat bintang dan planet, kebanyakan di antaranya puitis daripada harfiah; melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M, Aryabhata memperlihatkan sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas porosnya dan mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke matahari.

Penelitian astronomi hampir berhenti selama kurun pertengahan, kecuali penelitian astronom Arab. Pada selesai kurun ke-9 astronom Muslim al-Farghani (Abu’l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani) menulis secara ekstensif perihal gerakan benda langit. Karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di kurun ke-12. Pada selesai kurun ke-10, observatorium yang sangat besar dibangun di erat Teheran, Iran, oleh astronom al-Khujandi yang mengamati rentetan transit garis bujur Matahari, yang membolehkannya untuk menghitung sudut miring dari gerhana. Di Parsi, Umar Khayyam (Ghiyath al-Din Abu’l-Fath Umar ibn Ibrahim al-Nisaburi al-Khayyami) menyusun banyak tabel astronomis dan melaksanakan reformasi kalender yang lebih tepat daripada Kalender Julian dan ibarat dengan Kalender Gregorian. Selama Renaisans Copernicus mengusulkan model heliosentris dari Tata Surya. Kerjanya dipertahankan, dikembangkan, dan diperbaiki oleh Galileo Galilei dan Johannes Kepler. Kepler yakni yang pertama untuk memikirkan sistem yang menggambarkan dengan benar detail gerakan planet dengan Matahari di pusat. Tetapi, Kepler tidak mengerti lantaran di belakang aturan yang ia tulis. Hal itu kemudian diwariskan kepada Isaac Newton yang akhirnya dengan inovasi dinamika langit dan aturan gravitasinya sanggup menerangkan gerakan planet.

Bintang yakni benda yang sangat jauh. Dengan munculnya spektroskop terbukti bahwa mereka ibarat matahari kita sendiri, tetapi dengan banyak sekali temperatur, massa dan ukuran. Keberadaan galaksi kita, Bima Sakti, dan beberapa kelompok bintang terpisah hanya terbukti pada kurun ke-20, serta keberadaan galaksi “eksternal”, dan segera sesudahnya, ekspansi Jagad Raya dilihat di resesi kebanyakan galaksi dari kita.

Kosmologi menciptakan kemajuan sangat besar selama kurun ke-20, dengan model Ledakan Dahsyat yang didukung oleh pengamatan astronomi dan eksperimen fisika, ibarat radiasi kosmik gelombang mikro latar belakang, Hukum Hubble dan Elemen Kosmologikal. Untuk sejarah astronomi yang lebih terperinci, lihat sejarah astronomi.

Astronomi di Indonesia

Masyarakat tradisional

Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat orisinil Indonesia sudah semenjak usang menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan menciptakan kebanyakan pengamatan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa contohnya dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan demam isu berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya bekerjasama dengan tata letak bintang di langit.

Nama-nama orisinil tempat untuk penyebutan obyek-obyek astronomi juga memperkuat fakta bahwa pengamatan langit telah dilakukan oleh masyarakat tradisional semenjak lama. Lintang Waluku yakni sebutan masyarakat Jawa tradisional untuk menyebut tiga bintang dalam sabuk Orion dan digunakan sebagai menerangkan dimulainya masa tanam. Gubuk Penceng yakni nama lain untuk rasi Salib Selatan dan digunakan oleh para nelayan Jawa tradisional dalam memilih arah selatan. Joko Belek yakni sebutan untuk Planet Mars, sementara lintang kemukus yakni sebutan untuk komet. Sebuah bentangan nebula raksasa dengan fitur gelap di tengahnya disebut sebagai Bimasakti.


Masa modern

Pelaut-pelaut Belanda pertama yang mencapai Indonesia pada selesai abad-16 dan awal abad-17 yakni juga astronom-astronom ulung, ibarat Pieter Dirkszoon Keyser dan Frederick de Houtman. Lebih 150 tahun kemudian setelah era penjelajahan tersebut, misionaris Belanda kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi, Johan Maurits Mohr, mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. James Cook, seorang penjelajah Inggris, dan Louis Antoine de Bougainville, seorang penjelajah Perancis, bahkan pernah mengunjungi Mohr di observatoriumnya untuk mengamati transit Planet Venus pada 1769.

Ilmu astronomi modern makin berkembang setelah pata tahun 1928, atas kebaikan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di tempat Malabar, dipasang beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi cikal bakal Observatorium Bosscha, sebagaimana dikenal pada masa kini.

Penelitian astronomi yang dilakukan pada masa kolonial diarahkan pada pengamatan bintang ganda visual dan survei langit di belahan selatan ekuator bumi, lantaran pada masa tersebut belum banyak observatorium untuk pengamatan tempat selatan ekuator.

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, bukan berarti penelitian astronomi terhenti, lantaran penelitian astronomi masih dilakukan dan mulai adanya rintisan astronom pribumi. Untuk membuka jalan kemajuan astronomi di Indonesia, pada tahun 1959, secara resmi dibuka Pendidikan Astronomi di Institut Teknologi Bandung.

Pendidikan Astronomi di Indonesia secara formal dilakukan di Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung. Departemen Astronomi berada dalam lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan secara pribadi terkait dengan penelitian dan pengamatan di Observatorium Bosscha.

Lembaga negara yang terlibat secara aktif dalam perkembangan astronomi di Indonesia yakni Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Selain pendidikan formal, terdapat wadah informal penggemar astronomi, ibarat Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, serta tersedianya planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta yang selalu ramai dipadati pengunjung.

Perkembangan astronomi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, dan mendapat ratifikasi di tingkat Internasional, seiring dengan semakin banyaknya pakar astronomi asal Indonesia yang terlibat dalam acara astronomi di seluruh dunia, serta banyaknya siswa SMU yang memenangi Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia Pasific.

Demikian juga dengan adanya salah seorang putra terbaik bangsa dalam bidang astronomi di tingkat Internasional, yaitu Profesor Bambang Hidayat yang pernah menjabat sebagai vice president IAU (International Astronomical Union).


Sumber: dirangkum dari banyak sekali sumber !!

0 Response to "Pengertian Dan Sejarah Astronomi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel