Memahami Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu Yang Tertua

Immanuel Kant (1724-1804)
Visiuniversal---Warga berguru dan siswa sekalian, kata filsafat berkaitan dekat dengan segala sesuatu yang bisa difikirkan oleh manusia, bahkan sanggup dikatakan tidak akan pernah habisnya, alasannya yakni dari padanya mengandung dua kemungkinan yaitu proses berfikir dan hasil berfikir. Filsafat dalam artian pertama yakni jalan yang ditempuh untuk memecahkan masalah, sedangkan pada pengertian yang kedua yakni kesimpulan atau hasil yang diperoleh dari pemecahan atau pembahasan masalah. Dan mansusia dalam hidup dan kehidupannya sehari-hari tidak pernah sepi dan terus menempel dengan masalah, baik sebagai individu dalam keluarga, masyarakat dan negara maupun dalam perkara ekonomi, politik, sosial, pendidikan dan sebagainya. Disamping juga filsafat mempunyai konotasi dengan segala hal bersifat teoris, rumit, transendental, abnormal dan lain sebagainya.

Sekarang pertanyaan pokok yang harus kita cari jawabannnya yakni "apakah filsafat itu?". Tentu kita sering mendengar bahkan memakai kata filsafat. Perlu kita ketahui bahwa telah banyak para mahir filsafat yang memperlihatkan pengertian dan definisi ihwal filsafat. Akan tetapi, terdapat keragaman dalam memperlihatkan pengertian dan merumuskan definisi tersebut. Hal ini terjadi alasannya yakni masing-masing mahir filsafat atau filsuf pada waktu itu mempunyai konsep yang berbeda-beda dengan filsuf yang lain dan mempunyai dasar pemikiran dan pandangan yang berbeda pula. Anda perlu memahami perbedaan tersebut dengan seksama untuk memperoleh wawasan pengetahuan yang luas dan mendalam. 

Hakikat filsafat yakni memakai ratio (berfikir). Tapi tidak semua proses berfikir disebut filsafat. Dan insan yang sanggup berfikir, sanggup diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Dan kalau pemikiran insan tadi sanggup dipelajari maka ada 4 (empat) golongan pemikiran yaitu:
  1. Pemikiran pseudo ilmiah
  2. Pemikiran awam
  3. Pemikiran ilmiah
  4. Pemikiran filosofis 
Pemikiran Pemikiran pseudo ilmiah bertumpu pada aspek kepercayaan dan kebudayaan mitos, dan bekas-bekasnya sanggup kita jumpai dalam astrologi atau kepercayaan terhadap buku primbon. Kalau pemikiran  awam yakni pemikiran orang-orang cendekia balig cukup akal yang memakai logika sehat, alasannya yakni bagi orang awam untuk memecahkan kesulitan dalam kehidupan cukup dengan memakai logika sehat tanpa melaksanakan penelitian lazim terlebih dahulu. Selanjutnya pemikira ilmiah sebagaimana lazimnya memakai metode-metode dengan penggunaan hipotesis untuk menguji kebenaran konsep teori atau pemikiran dalam dunia empiris yang tidak pernah selesai dalam proses keilmuan. Sedangkan Pemikiran filosofis, yakni acara berfikir reflekstif meliputi acara analisis, pemahaman, deskripsi, penelitian, penafsiran dan perekaan, yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan, kecerahan, keterangan pembenaran, pengertian, dan penyatu paduan ihwal obyek.

Dan filsafat juga merupakan ilmu yang tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh John S. Brubacher sebagai berikut:
"Philosophy was,  as its etymology  from the Greek words Pilots and Sopia suggests, love of wisdom or learning. More over it was love of learning in general; it subsimed under one heading what to day we call science as well as that er now call philopsophy. It is for the reason that philosophy is often referre to us the mother as well as the queen of the science."

Atau filsafat yakni berasal dari perkataan Yunani: Philos dan Sophia yang berarti cinta kebijakan atau belajar. Lebih dari itu sanggup diartikan cinta berguru pada umumnya; dalam proses pertumbuhan ilmu hanya ada di dalam apa yang kita sebut kini dengan filsafat. Untuk alasan inilah maka sering dikatakan bahwa filsafat yakni induk atau ratu ilmu pengetahuan.

Dan bila diperhatikan maka arti bekerjsama dari filsafat tersebut mengandung impian yang mulia yaitu orang berguru filsafat berusaha untuk mempunyai mutiara-mutiara kebijaksanaan tersebut sebagai fatwa dan pegangan hidup, sehingga filsafat mengandung suatu yang ideal yang dalam bagi manusia. Dan filsafat dianggap sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang cendekia balig cukup akal ini yakni berasal dari filsafat. Cabang-cabang ilmu tadi memisahkan diri dari filsafat, alasannya yakni mempunyai obyek yang berbeda dari filsafat. Filsafat menjawab semua problem ihwal hidup dan kehidupan yang kesimpulannya bersifat hakiki. Ada filsafat manusia, filsafat ketuhanan, filsafat ekonomi, filsafat sosial, filsafat pengetahuan, filsafat pendidikan, dan lain-lain, sehingga dalam hal ini nampak filsafat berperan sebagai induk atauratu dari ilmu pengetahuan.
(visiuniversal.blogspot.co.id)
Dari beberapa pendapat dan pandanga beberapa mahir yang banyak tersebar diberbagai literatur, pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya sanggup disimpulkan bahwa filsafat yakni :
1. Pengetahuan ihwal kebijaksanaan
2. Mencari kebenaran
3. Pengetahuan ihwal dasar-dasar atau prinsip-prinsip.

Ketiga pengertian tadi tidaklah hanya diharapkan oleh seorang filosofit umum saja, tetapi juga dimiliki oleh setiap individu yang baik yang mempunyai pimpinan pemikiran terutama kita yang harus bersikap bijaksana.

Dan kalau filsafat ditinjau dari segi istilah berdasarkan para mahir sanggup dikemukakan antara lain: 
  1.  Apa yang disebut bijaksana berdasarkan Plato (427-342 SM), seorang filosof Yunani populer (murid Socrates dan guru Aristoteles) dalam teori etika kenegaraanya menyebutkan empat budi, meliputi: penguasaan diri (perwira), keberanian, kebijaksanaan dan keadilan. Budi kebijaksanaan dimiliki oleh pemerintah atau filosof. kiprah mereka ialah menciptakan undang-undang, mengawasi pelaksanaannya, memperdalam filosofi dan ilmu pengetahuan ihwal pandangan gres kebaikannya. Membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaannya yakni menjadi kiprah pemerintah dan atau filosof sekaligus menandakan kelebihan mereka sebagai pihak yang bisa menatap dan menapak jauh ke depan dan berbuat serta bertindak dengan penuh perhitungan. Artinya bahwa kebijaksanaan itu berada dalam dua bidang yaitu berpikir dan berbuat. Kebijaksanaan berfikir itulah filsafat dan kebijaksanaan berbuat yakni bidangnya Tasawwuf. 
  2. Al Kindi (Abu Judsuf Ya'kub bin Isa Al Kindi, 796-374 M.), sebagai mahir pertama dalam filsafat Islam dan yang mengawali pengertian skolastik Islam di Irak dan lalu memperlihatkan pengertian filsafat di kalangan umat Islam dalam tiga lapangan: a) Ilmu Fisika (ilmu Thobi'iyyad) meliputi tingkatan alam nyata, terdiri dari benda-benda konkrit yang sanggup ditangkap panca indera. b) Ilmu Matematika (ilmurriyadli), yang berafiliasi dengan benda, tetapi mempunyai wujud tersendiri yang sanggup dipastikan denan angka-angka (misalnya ilmu hitung, teknologi, astronomi, dan musik). c) Ilmu Ke Tuhanan (Ilmurrububiyyah), yang berafiliasi dengan benda sama sekali yaitu soal ke Tuhanan-Tahuhid.
  3. Ibnu Sina (Abu Ali Al Hussein Ibnu Sina, 980-1037 M) seorang dokter, mahir kimia dan filosof Islam, membagi filsafat dalam dua bagian: teori dan praktik. Keduanya dihubungkan dengan agama. Dasarnya terdapat pada syari'at, klarifikasi dan kelengkapannya diperlengkap dengan tenaga logika manusia. Tujuan filsafat praktek ialah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang. Sehingga ia menerima senang di dunia dan di akhera, yang disebut ilmu akhlak. Fuilsafat juga meliputi undang-undang yaitu apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang dalam hubungannya dengan rumah tangga dan negara.
  4. Immanuel Kant. (1724-1804) yang sering dijuluki fakar raksasa di Barat, menyampaikan bahwa: Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang meliputi di dalamnya 4 problem yaitu : 
  • Apakah yang sanggup kita ketahui? (dijawab oleh metafisika).
  • Apakah yang seharusnya kita ketahui dan kerjakan? (dijawab oleh etika).
  • Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab ooeh agama). 
  • Apakah yang dinamakan insan (dijawab oleh antropologi)
Dari beberapa uraian ihwal pandangan para filosof tersebut tadi sanggup dirumuskan bahwa filsafat ialah daya upaya insan dengan logika budinya untuk memahami, mendalami dan menyelami secara radikal dan integritas serta sistematik mengenai keTuhanan, alam semesta dan insan sehingga sanggup menghasilkan pengetahuan ihwal bagaimana hakekatnya sejauh yang sanggup dicapai logika manusia dan bagaimana perilaku insan itu seharusnya sehabis mencapai pengetahuan itu. 



0 Response to "Memahami Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu Yang Tertua"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel